Thursday, March 11, 2010

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,”Pada saat malam terjadinya Isra’ saya mencium bau harum, sayapun bertanya,”Ya Jibril, bau harum apakah ini?”

Jibril menjawab,”Ini adalah bau wangi wanita penyisir rambut putri Fir’aun (Masyithah) dan anak-anaknya.”

Saya bertanya, ”Bagaimana demikian?”

Jibril bercerita,”Ketika dia menyisir rambut putri Fir’aun suatu hari, tiba-tiba sisirnya terjatuh. Dia mengambilnya dengan membaca ”Bismillah (dengan nama Allah).”

Putri Fir’aun berkata,”Hai, dengan nama bapakku?”
Masyithah berkata,”Bukan, Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu begitu juga Tuhan bapakmu.”
Putri Fir’aun bertanya,”Kalau begitu, kamu punya Tuhan selain ayahku?
Wanita tukang sisir itu menjawab,”Ya.”
Anak putri Fir’aun berkata, ‘Akan aku lapor­kan pada ayahku.’
Wanita tukang sisir menjawab, ‘Silahkan!’

Putri Fir’aun kemudian melaporkan kepada bapaknya, dan Fir’aunpun kemudian memanggil Masyithah.
Fir’aun bertanya,”Ya Masyithah, apakah kamu mempunyai tuhan selain aku?”
Masyithah menjawab,”Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah.”

Kemudian Fir’aun memerintahkan untuk mempersiapkan periuk besar dari tembaga untuk dipanaskan. Satu persatu anak wanita tukang sisir itu kemudian dilemparkan ke dalam periuk yang mendidih.

Beberapa saat kemudian, Masyithah berkata kepada Fir’aun,”Saya mempunyai satu permohonan.”
Fir’aun menjawab,”Katakanlah.”
Masyithah berkata,”Saya ingin engkau mengumpulkan tulang-tulangku dan tulang-tulang anakku dalam satu kain/kantong untuk kemudian dikuburkan.”
Fir’aun menjawab,”Akan aku penuhi permintaanmu.”

Lalu satu demi satu anaknya dilemparkan ke dalam periuk mendidih itu di depan matanya, sampai akhirnya tinggal seorang bayi yang masih menyusu. Pada saat itu wanita tukang sisir nampak ragu-ragu.

Si bayi diatas gendongan Masyithah, atas izin Allah tiba-tiba berbicara,”Terjunlah Ibu! Ayo terjunlah, adzab dunia lebih ringan daripada adzab Akhirat.” Mendengar anaknya berbicara si ibupun langsung terjun bersama bayinya.

Demikianlah sebuah kisah yang tercantum dalam Musnad Imam Ahmad, 4/291-295 dan juga tercantum dalam Majma’uz Zawa’id, 1/65. Anisul Jalabi II, Ali Al-Hazza’. Kisah dari seorang wanita bernama Mashithah yang menjadi penerang kegelapan istana Fir’aun. Dia mempertahankan kebenaran, meskipun berat dan pahit terasa. Lalu siapakah pembawa obor bagi kita di kegelapan abad dua puluh satu ini?

(Pengajaran yang dapat dipetik):
1. Anjuran untuk tetap sabar dan teguh ketika muncul fitnah.
2. Balasan itu sesuai dengan jenis amal yang dikerjakan.
3. Bagi yang bersabar dalam memegang teguh agama dan tidak takut dicela orang niscaya memperoleh pahala dan gan­jaran yang sangat besar, sebagaimana firman Allah dalam QS: Az-Zumar: 10,
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas.”
4. Seorang muslim diperbolehkan mengajukan permintaan yang mengandung kebaikan sekalipun kepada thaghut, sebagai­mana kisah ini. Wanita tukang sisir anak gadis Fir’aun meminta agar tulang tubuhnya dan anak-anaknya dikubur menjadi satu.
5. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa memberi jalan keluar untuk para waliNya dari musibah atau bencana yang menimpa.
6. Ketetapan karamah Allah yang diberikan bagi orang shalih dan shalihah.
7. Karamah termasuk dalam kategori peristiwa langka dan luar biasa.



Sumber:
- Khoirunnisaa il’aalamiina- mawaaqifa nisaaiyati masyriqotin. (terjemahan)
- Sittuna Qishshah Rawaha an-Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam wash shahabah al-Kiram. (terjemahan)


Hadis :
“Dari Abu Hurairah, r.a. dari Nabi s.a.w. sabdanya: “Tidak sepatutnya (bersusah payah) keluar belayar (untuk menziarahi mana-mana masjid kecuali (untuk pergi) ketiga-tiga masjid (yang berikut): Masjidil Haram (di Mekah), dan masjid Rasulullah s.a.w. (di Madinah) serta Masjid al-Aqsa (di Palestin)” (Bukhari)

Huraian :
1. Umat Islam yang ingin berziarah keluar (negara) untuk beribadat kepada Allah tidak perlu bersusah payah ketempat lain, selain dari berziarah ke tanah suci, terutama untuk mengerjakan ibadat haji dan umrah.

2. Tiga buah masjid yang mempunyai fadilat yang besar, apabila mengerjakan ibadat sembahyang di dalamnya ialah:
i. Masjidil Haram di Mekah
ii. Masjid Nabi di Madinah
iii Masjidil al-Aqsa di Palestin.

3 Diantara fadhilat-fadhilatnya ialah:



i) Kelebihan Masjidil haram ialah mereka yang bersembahyang di dalamnya akan mendapat seratus ribu (lebih afdhal dari) sembahyang di tempat lain dan di dalamnya terletak Kaabah yang menjadi kiblat umat Islam.



ii) Kelebihan Masjid Nabawi pula ialah mereka yang bersembahyang di dalamnya akan mendapat seribu (lebih afdhal dari) sembahyang di tempat lain, dan didalamnya ada makam Nabi s.a.w. Dan sebagai sebuah taman dari taman-taman syurga.



iii) Kelebihan Masjid al-Aqsa pula ialah mereka yang bersembahyang di dalamnya akan mendapat lima Ratus (lebih afdhal dari) sembahyang di tempat lain, dan keistimewaannya ialah ia adalah merupakan masjid para Nabi yang terdahulu dan tempat Israk dan Mikrajnya Nabi s.a.w.


--------------------------------------------------------------------------------

Possibly related posts: (automatically generated)

200 Masjid di Mekah Salah Kiblat
Penyegelan Masjid Al Ihsan Sidotopo Surabaya, Noda Hitam Sejarah


Doa Penerang Hati dan Memulakan Bacaan






Ya Allah, bukakanlah ke atas kami hikmatMu
dan limpahilah ke atas kami khazanah rahmatMu,
wahai Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Wahai Tuhanku, tambahkanlah ilmuku dan luaskanlah kefahamanku.
Wahai Tuhanku, lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah urusanku

No comments:

Post a Comment